Kalimat tersebut yang terbesit dibenak gw sekarang. Hai sleboggers! Maaf kalau gambar yang gw buat di atas menandakan kalau gw lagi bertanya-tanya. Mungkin sebagian besar alasannya karena gw lagi berantem sama nyokap gw?. "Idih berantem sama nyokap kok di posting ke blog?". Gw buka menyebarkan aib gw atau keluarga gw ke dalam blog. Yang gw butuh cuma jawaban. Untuk masalahanya apa, gw gak bakal publish kesini. Satu yang gw pengenin adalah sebuah jawaban yang dapat menenangkan hati gw.
Terkadag gw bingung, apakah status orang tua di jadikan alasan untuk selalu benar. Apakah dengan mengancam akan mendapat dosa jika melawan orang tua itu benar?.Persoalan ini bukan berarti 'masalah' gw sepenuhnya. Cuma hal ini yang masih berkeliaran liar di pikiran gw.Status menjadi orang tua sama seperti jabatan paling tinggi dalam keluarga. "Maaf" mungkin satu kata yang jarang di ungkapkan orang tua ke anak.
Tak hanya dalam 'menyuruh' tindakan kita, bahkan memberi restu terhadap perjodohan. Ok skip!. Masalah perjodohan gw sisihkan dulu dari tema posting ini. Tapi ini juga dapat dikaitkan dengan status orang tua. Kenapa gw jadi inget cerita Siti Nurbaya ya?. Owh by the way, pertanyaan gw ini berkaitan dengan status orang tua, agama, dan gw sebagai pemeran utama, anak. Mungkin ada sahabat, saudara, kerabat, atau orang lain yang bisa memberi nasihat. Satu yang pasti jawaban terbaik datangnya dari Allah dengan berdoa.
Postingan ini juga bukan berarti gw gak menghormati orang tua. Orang tua selaku manusia yang diperintahkan Allah untuk menjaga anak-anaknya, adalah bagian terpenting dalam mengukur kesetiaan terhadap Allah. Orang tua sebagai perantara, mengantarkan kita bagaimana mencintai tuhan secara universal. Dan semoga Allah memberikan amanah ke gw, kalau gw sudah menjadi orang tua, agar kelak gw menjadi panutan yang baik di mata keluarga dan Allah. Satu cerita yang gw dapat dari YAHOO! Answer (okelah, gw agak lay lay), tapi tulisanya itu menenangkan hati gw.
Sesuai dengan sabda Rasulullah, Abul Hasan bercerita, suatu hari seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW,
"Ya Rasulullah, apakah hak anakku terhadapku?"
Nabi menjawab, "Engkau baguskan nama dan pendidikannya, kemudian tempatkan ia di tempat yang baik".
Hak Anak menurut Islam terdiri dari dua hak dasar, yaitu :
1. Mendapatkan nama yang baik
2. Mendapatkan kasih sayang
Rasulullah SAW berpesan, "Hormatilah anak-anakmu dan didiklah mereka. Allah memberi rahmat kpd seseorang yg membantu anaknya hingga anak dpt berbakti kepadanya".
Sahabat bertanya, "Bagaimana cara membantunya?"
Rasulullah menjawab, "Menerima usahanya walaupun kecil, memaafkan kekeliruannya, tidak membebaninya dgn yg berat, dan tidak pula memakinya dgn yg melukai hatinya."
Jika anak dibesarkan dgn celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dgn permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dgn cemoohan, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dgn hinaan, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dgn toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dgn dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dgn pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang & persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Ungkapan di atas bukan 'masalah' gw secara keseluruhan. Mungkin saat ini juga gw lagi prihatin dengan pemberitaan orang tua dan anak. Dalam ungkapan gw, gw hanya memberikan perspektif yang ada di benak gw. Perspektif yang di benak gw juga, mungkin secara tidak langsung menyinggung agama, moral sampai pada etika. Tapi ini yang gw rasa. Argumen yang keluar dari hati gw. Tak luput gw juga minta jawaban dari Allah. The best and the last answer. Untuk postingan ini gw minta maaf jika ada yang menyinggunng apapun, siapapun atau pihak apapun. Terimakasih untuk segalanya ayah dan ibu :).